Wisata ke Gedung Sate di Bandung



Wisata ke Gedung Sate di Bandung - Dahulu, Belanda membuat proyek-proyek terobosan pembangunan Gedung Sate di Bandung. Ketika selesai empat tahun kemudian, bangunan segera menjadi salah satu bangunan termegah di Hindia Belanda dan sekarang landmark yang paling menonjol dari kota Bandung. Peletakan batu pertama bangunan dilakukan oleh Ibu Johanna Catherina Coops, putri sulung Walikota Bandung B. Coops, dan Miss Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal Batavia.


Gedung Sate - arsitek bangunan Bandung  dirancang Ir J. Berger dari Landsgeboundienst, gedung-gedung pemerintah badan-badan pembangunan Belanda. Dibutuhkan kekuatan sekitar 2.000 pekerja. Di antara ribuan pekerja, ada sekitar 150 Cina Kanton atau Kanton, tukang kayu dan pemahat batu terampil di negara ini. Arsitek Belanda, Dr. Hendrik Petrus Berlage, mengatakan bahwa seiring dengan desain kompleks Gedung Sate Kantor Pusat Badan Hindia Belanda Sipil Administrasi di London adalah pekerjaan besar. Sementara Coor Passchier dan Jan Wittenberg, dua arsitek Belanda persediaan bangunan kolonial di Bandung, menyebut Gedung Sate sebagai bangunan monumental yang menakjubkan elegan, dan memiliki gaya arsitektur yang unik, dan raksasa.


 Gedung Sate sebenarnya hanya sebagian kecil, atau sekitar 5% dari "Kompleks Kantor Pusat Insatansi Sipil Pemerintah" Hindia Belanda yang menempati lahan seluas wilayah Bandung Utara seluas 27.000 meter persegi. Oleh penduduk masa lalu "Gedong Sate" dinamai "Gedong Bebe" yang kemudian lebih populer dengan "Gedung Sate" karena di puncak menara gedung ada "tusuk sate" dengan ornamen buah berbentuk 6 jambu.

Apa yang sekarang dikenal sebagai Gedung Sate pada awalnya ditujukan sebagai bangunan atau Gouvernments Bedrijven Pusat Pemerintahan (GB) yang wheelbase langsung ke tengah-tengah Tangkuban Perahu.

Bedrijven Gouvernments disebut karena bangunan itu awalnya ditujukan sebagai pusat pemerintahan kolonial Hindia Belanda di kantor yang sama di mana Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pembangunan gedung ini dimungkinkan setelah pemerintah Belanda mengambil keputusan untuk memindahkan pusat Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung.

Keputusan untuk menjadikan Bandung sebagai ibukota pemerintahan Hindia Belanda diambil pada tahun 1916. Itu pilihan yang diambil oleh Koninkelijk der Nederlanden (Belanda) yang telah melakukan berbagai penelitian di daerah lain, khususnya di Jawa. Penelitian ini dipicu oleh hasil penelitian yang dilakukan HF Tillema, seorang ahli kesehatan lingkungan, yang menemukan bahwa kota-kota di pantai utara Pulau Jawa, situasi yang kurang sehat. Diisi dan rawan penyakit rawa. Cuaca panas dan lembab, akibatnya kesulitan bernapas, berkeringat, membuat tubuh cepat lelah.

Pilihan jatuh ke Bandung yang secara geografis terletak di daerah pegunungan dengan udara yang sejuk dan segar. Keputusan itu diambil pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal van Limburg Stirum.

Justru di tempat ini, pada bulan-bulan pertama kemerdekaan, ada pertempuran sengit antara Partai Republik yang ingin mempertahankan bangunan ini dari pasukan Sekutu maju diperkuat oleh tentara Gurkha. Tidak hanya itu Gedung Sate pernah juga digunakan sebagai pusat pemerintahan ngara Sunda  pada masa pemerintahan RIS.

Gedung Sate bukan hanya menjadi bukti otentik sejarah Kota Bandung di arena kehidupan kolonial.  Gedung Sate juga menjadi fokus di mana kemerdekaan dirayakan dengan patriotik dan pula ketika pemerintah bercokol sebagai perwujudan dari ide federalisme di Gedung Sate Indonesia.Hari ini tidak hanya sebagai kantor Gubernur Jawa Barat, tetapi juga menjadi ikon utama dari kota Bandung
Tag : Bandung
0 Komentar untuk "Wisata ke Gedung Sate di Bandung"

Back To Top