Tidak hanya itu, para wisatawan yang tidak memiliki masalah pada ketinggian mungkin dapat mencoba tantangan mendaki jembatan atau jembatan tajuk tajuk yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Tentunya agak menyeramkan, tapi akan menyenangkan jika menuruni jembatan gantung di ketinggian 30 meter dari permukaan tanah, sementara angin bertiup kencang dan membuat merinding , terutama saat jembatan berayun lebih pada saat kita mencapai setengah jalan.
Bukit Bangkirai, Kawasan Alam yang Mempesona Tapi untuk orang dan pengunjung yang tidak memiliki masalah ketinggian, berjalan menyusuri jembatan kanopi menyenangkan. Di jembatan, pengunjung bisa leluasa melihat panorama hutan hujan tropis Bukit Bangkirai dan dan mengamati pembentukan kanopi berdiri dekat "Dipteropcarpaceae" yang merupakan karakteristik dari hutan hujan tropis, yang membentuk strata yang masing-masing bersambung satu dengan yang lain.
Panjang keseluruhan jembatan canopy di Bukit Bangkirai adalah 64 meter panjang yang menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Untuk mencapai jembatan kanopi, ada dua menara dari kayu ulin yang didirikan di sekitar batang Bangkirai.
Sebagai kawasan wisata alam, telah tersedia berbagai sarana dan prasarana telah disiapkan untuk wisatawan yang datang seperti restoran dengan menu yang cukup bervariasi, ruang untuk pertemuan yang dapat menampung 100 orang, serta bentuk akomodasi cottage dengan udara pendingin, Cottage tidak dilengkapi dengan listrik sehingga wisatawan yang tinggal di sana bisa merasakan suasana hutan yang sebenarnya.
Daerah Bukit Bangkirai yang mencakup 1.500 hektar yang dimana merupakan daerah konservasi hutan memiliki peran penting untuk mengembangkan monumen hutan alam tropis basah yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan penelitian kehutanan.
Daerah Alam bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata alam dan penelitian ilmiah serta meningkatkan kesadaran masyarakat lingkungan dan hutan. Pada tanggal 14 Maret 1998, 510 hektar ini didirikan sebagai kawasan wisata oleh Djamalludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VI sebagai upaya untuk mengembangkan potensi wisata alam dan ilmiah serta untuk meningkatkan kesadaran lingkungan , terutama flora dan fauna.
Bukit Bangkirai banyak tumbuhi pohon Bangkirai dan berbagai jenis yang tumbuhan dalam kawasan hutan lindung. Pohon Bangkirai kemudian digunakan sebagai daya tarik wisata maskot utama yang telah mendunia. Di daerah ini terdapat banyak pohon Bangkirai yang lebih tua dari 150 tahun dengan ketinggian 40 sampai 50 m, dengan diameter 2,3 m. Penopang pertumbuhan yang besar dan kuat membuat pohon ini memiliki nilai keindahan tersendiri.
Bukit Bangkirai terletak sekitar 150 km dari kota Samarinda dan Tenggarong atau hanya sekitar 58 km dari kota Aberdeen dan 20 km dari ibukota kabupaten Samboja. Untuk mencapai kawasan wisata alam ini, wisatawan dapat mengambil melalui jalan darat menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua.
Jenis-jenis fauna yang terdapat di Bukit Bangkirai adalah Owa-owa (Hylobates muelleri), monyet (Macaca nemestrina), monyet merah (Presbytus rubicunda), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), babi hutan (Susvittatus), Terbang Squirrel (Squiler) dan Sambar (Corvus unicolor) yang telah dibesarkan.
Daerah Bukit Bangkirai juga kaya akan anggrek alam yang tumbuh secara alami di pohon-pohon yang masih hidup atau mati. Setidaknya ada 45 jenis anggrek yang dapat ditemukan di wilayah ini, termasuk Anggrek Hitam (Coelegyne pandurata) yang sangat terkenal dan menjadi salah satu maskot Kalimantan Timur. Selain budidaya anggrek alam, juga akan dikembangkan sebagai anggrek silangan seperti Anggrek Kala, Anggrek Apple Blossom dan anggrek Vanda. Selain kebun anggrek, wisata alam juga dilengkapi dengan kebun seluas 4 hektare.
Tag :
Kalimantan Timur
0 Komentar untuk "Wisata ke Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai"