Pesona Wisata Budaya Tana Toraja bagian III



Pesona Wisata Budaya Tana Toraja bagian III - Melanjutkan pembahasan yang panjang kita tentang keindahan dan pesona wisata di Tana Toraja, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu adat dan budaya mereka seperti di bwah ini :

Adu Kerbau
Adu kerbau atau Mapasilaga Tedong. Sebelum perkelahian, melakukan terlebih dahulu parade kerbau. Ada kerbau bule atau kerbau albino, yang lain memiliki bercak-bercak hitam di punggung yang disebut salepo dan hitam di bagian belakang (kue beras boke). Spesies ini adalah harga yang paling mahal, bisa di atas Rp 100 juta.
Puluhan  Kerbau ini berbaris di lokasi upacara. Selanjutnya, diarak dan didahului dengan tim pengusung gong, spanduk operator, dan sejumlah perempuan dari keluarga korban ke lapangan yang terletak di Rante (pemakaman). Berikut kerbau dipagari lagi sebelum diarak ke lokasi upacara.
Ketika kerbau berbaris meninggalkan lokasi, upacara disertai dengan irama musik tradisional muncul dari sejumlah perempuan menumbuk padi dalam lesung besar dan panjang bergantian.
Sebelum balapan kerbau dimulai, panitia menyerahkan daging babi yang telah dibakar, asap, dan air yang telah difermentasi getah-disebut anggur, panduan kerbau dan tamu.
Setelah semua prosesi berlalu, diikuti oleh balapan kerbau di ladang. Dimulai dengan kerbau ras atau kerbau bule.Tanda Solo 'mencerminkan kehidupan masyarakat Tana Toraja yang suka saling membantu, saling membantu, keluarga, memiliki strata sosial, dan menghormati orang tua mereka. Kerbau albino (Tedong Bonga), termasuk kelompok kerbau rawa (Bubalus bubalis) yang merupakan spesies yang hanya ditemukan di Toraja.

makam Sarungalo
Makam Sarungalo, adalah seorang bangsawan dihormati di Tana toraja. Keluarga besar  Sarungalo yang tinggal di Ke'te 'Kesu', dan memeberikan akses  untuk digunakan sebagai desa wisata.
Sarungalo yang meninggal belasan tahun lalu, dikuburkan bersama istrinya di sebuah makam modern yang disebut Patane. Makam itu tidak sama dengan makam batu masyarakat Toraja pada umumnya, karena berbentuk rumah. Di atas pintu masuk, pengunjung dapat dengan jelas melihat patung Sarungalo berdiri dengan mengenakan jaket kuning dan topi.

Ukiran Kayu Tana Toraja
Seniman membuat patung yang membuat lukisan ukiran kayu, kerajinan lokal, serta penggunaan pewarna alami.
Ada empat warna khas menghiasi Toraja selalu baik ukiran kayu lukisan dan kerajinan lainnya. Warna-warna yang hitam sebagai simbol kematian yang menggunakan abu, merah sebagai simbol darah menggunakan bahan tanah, maka kuning yang berarti kesenangan dengan bahan dari tanah, serta putih sebagai simbol kemurnian dengan pewarna dari batu kapur.

Kain khas Tana Toraja
Kain khas Tana Toraja (Parambak) kaya warna dan motif dapat ditemukan di desa Sadang Tobarana. Kegiatan tenun dan benang pintal yang dibuat oleh perempuan di desa.

 Untuk pilihan wisata di Sulawesi Selatan, silahkan baca juga : Pesona Wisata Budaya Tana Toraja bagian I , Pesona Wisata Budaya Tana Toraja bagian II
0 Komentar untuk "Pesona Wisata Budaya Tana Toraja bagian III"

Back To Top